Umum

Rencana Aksi Koalisi Rakyat Pandeglang melawan. TERNYATA TIDAK MELAWAN.

Rencana Aksi Koalisi Rakyat Pandeglang melawan. TERNYATA TIDAK MELAWAN.

Pandeglang suararakyat21.com

Rencana Aksi yang di usung oleh beberapa Komunitas Muda dengan menggunakan perisai atas nama rakyat Pandeglang,berlabel “KOALISI RAKYAT PANDEGLANG MELAWAN”hingga menjelang tanggal dari jadwal yang sudah disepakati dan di ditentukan 2O Mei 2O21.Ternyata tidak terlihat Satu Orang pun dari 3OOO masa yang kadung tertulis,sebagai bahan laporan pada aparat penegak hukum,sebagai bahan untuk mempertegas bentuk keseriusan menghajar ketimpangan sejumlah Birokrasi,dan hingga berita ini dirilis bersituasi senyap,

Begitu juga tempat aksi sebagaimana di utarakan secara tertulis,juga tidak nampak Satu Orang pun membawa Panji-Panji kebesaran almamaternya, apalagi teriak-teriak soal kebenaran, berikut spanduk spanduk berisi kalimat penghujatan, lempar- lempar Telur busuk, serta bakar-bakar ban

Kemana Khafilah 3OOO masa itu,bukankah dari selebaran yang dibaca Ribuan orang lewat media sosial cukup menghentak,cukup mengejutkan, cukup Fenomenal, tidak terbayangkan berapa Ratus jenis kendaraan mulai sepeda Motor hingga Truk melakukan konvoi memijit-mijit Klakson dan menciptakan polusi udara kotor dadakan, bahkan tidak menutup kemungkinan aparat keamanan membuat jalur simulasi agar tidak terjadi kemacetan yang luar biasa.dan tidak menutup kemungkinan 3OOO Masa mampu membuat sebuah sejarah, sepanjang aksi demo di pusat Pemerintahan Kabupaten Pandeglang,adalah aksi unjuk rasa yang terbesar di Tahun Pandemi ini.

Sayangnya 3OOO masa disinyalir ibarat sebuah Musik tanpa sya’ir artinya hanya sebatas Instrumental semata,bahkan tidak jauh dengan sebuah penggalan lagu dangdut yang di suarakan Kristina.” Kau yang menyalakan dan kau pula yang memadamkan.”

Muhammad Sanusi aktivis Muda kelahiran Kabupaten Pandeglang, kepada Wartawan mengatakan keheranannya atas rencana aksi yang tiba-tiba lenyap ditelan angin.
” Padahal surat itu ditandatangani oleh aktivis berkelas, tapi entahlah kelas berapa, gaungnya ibarat petir menyertakan 3OOO masa, ternyata satupun tidak ada masa, Kalau memang demikian yang sering terjadi di Kabupaten Pandeglang, pasti dari masa ke masa berakhir tanpa keputusan akhir.” Ungkap Sanusi.

“Saya ucapkan Innalilahi untuk mereka yang hanya memamerkan idiologi sebatas cassing belaka” Pungkas Sanusi. *(Nuryahman).

Related Articles

Back to top button