Umum

POTRET LABUAN JELANG SORE. Ngabuburit VS Kemacetan lalu lintas.

POTRET LABUAN JELANG SORE.
Ngabuburit VS Kemacetan lalu lintas.

Pandeglang suara rakyat.

Suasana Kota Kecil Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten,sepanjang Bulan suci Ramadhan Tahun ini tidak lepas dari kesemrawutan, kemacetan dan kekumuhan.suasana seperti itu seakan sudah merupakan pemandangan sehari-hari,bahkan tingkat kemacetan itu akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan di saat sore hari,menjelang berbuka puasa.

Orang-orang yang turut serta menyumbangkan kemacetan sepertinya bukan sebuah masalah, dengan beragam kendaraan yang digunakannya,meski tak sedikit mengundang kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi disepanjang jalan jenderal Sudirman, jalan jenderal Ahmad Yani,dan jalan perintis kemerdekaan.

Siapa Orang-orang itu ? Sebagian besar dari Mereka adalah yang tengah melakukan Jalan-jalan sore, dengan istilah ngabuburit.Mereka datang dari berbagai arah yang berlawanan, di tambah Kendaraan angkutan kota yang memiliki kebiasaan parkir asal saja,berikut kerap terjadi adu mulut antar sesama pengendara lantaran jalur jalannya merasa terganggu,maka kemacetan pun tak terhindarkan dan Kota Labuan yang diharapkan oleh Masyarakat sebagai Kota yang bersih, lancar, aman, dan nyaman.ibarat jauh panggang dari api.

Kenapa semrawut ? Akibat tidak jelas nya mana lahan Pemerintah untuk di gunakan Parkir secara legal,mana batas pedagang kaki lima,mana ruang pedagang musiman jenis Takzil.kenapa Macet ? Jelas pasti macet, sebab Ratusan Kendaraan yang datang dari arah berlawanan, tidak terlihat satu Orang pun petugas dari dinas terkait, mengatur kondisi seperti itu.Ahad 2 Mei 2O21.

Kenapa Kumuh ? Akibat adanya kebiasaan buruk dan jorok serta miskinnya Soal kepedulian lingkungan,dari oknum Masyarakat yang memanfaatkan emperan pertokoan, di jadikan sebagai tempat pembuangan sampah.

Lengkap sudah, sebutan-sebutan miring yang acapkali di lontarkan oleh sebagian Masyarakat yang masih memiliki kepedulian soal kebersihan lingkungan.

Pertanyaannya sampai kapan situasi dan kondisi seperti itu terjadi.”Sampai adanya sang revolusioner yang ikhlas menuangkan konsep-konsep nya, berikut pikiran, waktu, Tenaga, berikut finansial nya,kenapa hal itu Saya katakan, sebab dari realitas yang terjadi,seperti nya jajaran plat Merah saling menunggu satu sama lain.” Komentar Agung Maulana.Mahasiwa dari salah satu Universitas Negeri.*** (Rusdi).

Related Articles

Back to top button