Nelayan Kabupaten Pandeglang.
BERANI DIKERJAKAN.BERANI BAYAR PANJER.
Pandeglang Suara Rakyat.
Kata siapa profesi sebagai Nelayan atau Bandega atau Anak Buah Kapal (ABK) tidak akan sejahtera, tidak akan berpikiran maju, tidak akan hidup layak, tidak akan dan tidak akan.telisik punya telisik ternyata paradigma seperti itu,jika dipelihara di era milenial ini sangatlah jauh berbeda, cukup kontras 18O °°.
Diceritakan oleh salah satu ABK ber nama Toyib kepada Wartawan,bahwa sekarang ini Nelayan di Kabupaten Pandeglang secara personal,sudah memiliki nilai jual mulai dari Rp 3OO.OOO.- hingga Rp 5OO.OOO.- keterangan Toyib.awalnya sama sekali tidak bisa dipahami, apa maksud dan tujuan dari paparan tersebut.terutama soal nilai jual.
Lebih jauh Toyib mengatakan.” Contohnya kalau Kita memiliki Kapal Motor (KM)entah itu jenis Pursin atau Payang atau jaring,jelas harus mencari siapa ?! dan berapa jumlah ABK yang harus memberdayakan KM tersebut.biasanya Juragan (pemilik)kesulitan untuk mencari para ABK itu.terkecuali Juragan berani membayar ABK persatu Orang kisaran Rp 3OO.OOO.- sampai Rp 5OO.OOO.- secara Kontan.” Urai Toyib.kenyataan seperti itu bukan hanya Nelayan di Kecamatan Labuan saja, akan tetapi di Kecamatan lain pun sama, mulai dari Kecamatan Carita hingga Kecamatan Sumur.terkecuali Nelayan Arad atau Nelayan Bagan.
“Kalau tidak ada uang sebesar itu.Jangan harap sehebat dan semahal apapun KM yang Kita miliki ada yang akan memberdayakannya. ” Terang Toyib.
Keterangan yang disampaikan Toyib,diamini Entoh sang Pemilik KM.” Memang seperti itu keadaannya.Kalau Kapal Kita mau diberdayakan melaut.sebelumnya Kita harus membayar dulu siapa-siapa saja yang akan membawa Kapal Motor Kita, meskipun penghasilan Mereka nanti waktu melaut,hasilnya belum kelihatan.” Ujar Entoh.
Ternyata berprofesi Nelayan di Kabupaten Pandeglang sekarang ini, tidaklah sesusah apa yang selama ini katakan oleh sepenggal nyanyian.” Menerjang ombak menentang badai”.*** (Rusdi)
