Viral di Medsos Mantan Danjen Kopasus sekaligus Mantan Gubernur dua Periode Jend Pur TNI AD,Geram terhadap Ormas
Berseragam dan memakai Baret Merah Tentara melebihi Tentara,gumamnya, Baret Merah sewaktu saya Pendidikan berjalan jauh dari cilacap sampai ke Nusakambangan untuk mendapatkan baret merah, ucap Jend Pur TNI Sutiyoso ,sekarang ada Ormas dengan mudahnya memakai baret merah, oleh karena itu ungkapnya saya usulkan ke pada Mendagri rubah UU ke Ormasan, supaya lebih tertib, terutama Preman berbaju Ormas.
Keresahan Sutiyoso seperti Gayung ber sambut Ketua Umum Grib ” Herkules” me nanggapi keresahan Sutiyoso, mengata kan Sutiyoso sudah bau Tanah, ucapan Hercules membuat marah Mantan Panglima RI Jend Pur TNI Gator Nurman tiyo atas ucapan Hercules mengatakan Sutiyoso bau Tanah, ucapan Hercules kepada Sutiyoso sebagai ucapan tidak pantas kepada Sutiyoso, beliau menurut Gatot adalah seorang Purnawirawan mantan Dajend Kopasus,terkejut ucapan Gantot Sutiyoso mantan Danjen Kopasus, Hercules langsung meminta maaf atas ucapannya kepada Sutiyoso.
Genderang yang berawal beberapa para Jendral Purna wirawan TNI ,mendesak Presiden RI Prabowo Subianto agar memecat Gibran sebagai Wapres RI atau 8 (delapan) point surat , yang ditanda tangani Jendral Purna Wirawan RI diantaranya meminta Gibran Rangka Bu ming di Pecat dari jabatannya sebagai wapres , dari beberapa Purnawirawan yang menandatangani surat desakan kepada Presiden diantaranya adalah Jendral Pur Sutiyoso, dan juga ikut menanda tangani Mantan Wapres Jend Pur Tri Sutrisno dalam surat tersebut.
Makna berbeda pendapat :
Jika kita memaknai desakan Pur jendral TNI, dan kita artikulasi kan ucapan Hercules kepada Sutiyoso, dan Jend Pur Gatot Numantio,dalam suatu Negara Demokrasi merupakan Refleksi nilai – nilai bebas atau kebebasan dalam suatu Negara.
Demokrasi sebagai kristalisasi nilai-nilai kebebasan,acapkali bertolak belakang de ngan Adab nilai-nilai Cultural suatu bangsa seperti budaya di Masyarakat indonesia yang menjujung Adab ” Etis” cerminan estetika yang masih kental dalam budaya Sosial dimasyarakat indo nesia, namun adab etika dan estetika sebagai akar budaya dimasyarakat, ter asimilasi oleh Pandangan par ahli Filsafat, Sosiologi, sejarah, Hukum,dalam konsep Rule of law di Inggris dan diamerika Serikat “Rule of Law Not Of Man” misalnya dikaitkan dengan ciri Negara yang dituliskan oleh Julius Stahl menjamin perlindungan Hak Asasi Manusia diantara kebebasan Pendapat, demokrasi merupakan suatu hubungan prinsip Negara Hukum,dimana kebebasan adalah Hak Asasi manusia, Prinsip prinsip Negara Hukum, Ciri dari pada Suatu Negara atau Kekuasan, dan Rakyat, sejak Reformasi digulingkannya kekuasaan Orde Baru , harus kita ingat bahwa slage Orde pergantian Kekuasaan ekspektasi Reformasi ialah mengembalikan Supremasi Hukum dan kebebasan berpendapat, menyatakan pendapat, dan Kekuasaan ditangan Rakyat sebagaimana na pendapat Abraham Lincolin dan Jean Bodin, maka delapan tuntutan paran Purna Jendral satu sisi kita semang mereka yang dahulu berkuasa di era Orde Baru kekuasaan Otoriter, sekarang mereka ber oporia nikmatnya Demokrasi, sekalipun tuntutan nya tidak pada tempatnya, pendapat Hercules bukti jaminan kebebasan tidak melanggar Norma, hanya persoalan atitude (Etik), tapi kita harus garis bawah Indonesia Negara Hukum rechstat,setiap pelanggaran berperilaku yang larang UU , wajib menerima sanksi hukum siap pun dia, tidak ada reserve mereka Pur Jendral, atau Civil,jika melanggar harus dimintai pertanggung jawabannya, oleh karena itu sepanjang perilaku seseorang tidak melanggar hukum, pendapat pendapat Para Pur TNI merupakan refleksi demokrasi dalam Negara Hukum, sulit dalam demokrasi menuntut Adab, atas prilaku Hercules yang tidak menghormati Sutiyoso, karena Adap hanya merupakan budaya yang hidup dalam masyarakat, sedangkan Demokrasi merupakan landasan Filosofis dan Universal
Panutan ;
Bahwa dalam dekade-dekade sejarah kekuasaan baik di era Rezim Bung Karno, maupun Suharto, kelompok-kelompok moderat dimasa lalu itu ada.Di Era Orde lama kita tahun Claim peralihan kekuasaan kepada Djendral Suharto, melalui Surat Perintah supersemar sampai kini belum tuntas kepastian hukumnya, Supersemar dianggap terjadi karena ada unsur pemaksaan kepada Sukarno,dan sebagai lompatan penggulingan kekuasaan sukarno kepada Suharto, dalam mengambil kekuasaan , yang digadang gadang sebagai potret kudeta oleh beberapa pihak. Dalam kekuasaan suharto yang berkuasa 30 Tahun lamanya,beberapa djendral diantaranya seperti Djenral TNI Ali Sadikin, Djendral Pol Hugeng, termasuk Djendral TNI Haris Nasution tak sejalan dengan politik Otoriter yang digunakan Suharto saat berkuasa kala itu,bahkan kemunduran Suharto selaku Presiden paling terlama dalam kancah politik kenegaraan, tidak lepas adanya indikasi tekanan dari interen rezim Ring kekuasaan Suharto sendiri.
Dari potret perjalanan kekuasaan di Indonesia,dari masa Sukarno ,suharto, tergambar bahwa eksistensi TNI maupun Purna, menggambarkan bahwa TNI adalah kekuatan politik kedua setelah kekuatan politik civil di Indonesia, yg dapat mempengaruhi stabilitas politik kekuasaan Nasional, meskipun peran TNI dahulu disebut ABRI masa orde baru dijadikan kekuatan Sosial Politik, namun setelah revolusi Politik ( Reformasi), panggung politrik dihapus dan kembali ke barack. Namun dimasa Reformasi walaupun dwi fungsi Abri telah dihapus, bukan berarti mereka pensiunan TNI todak di benarkan berpolitik?, mereka tetap aktip dan piawai berkolaborasi politik sebagai contoh masih hangat ingetan kita munculnya FORUM Purna wirawan TNI yg dalam Purna Djenral TNI yang meminta Gibran di Makzulkan, bahkan seperti Purna wirawan Senior Try Sutrisno ikut mendorong Pemintaan zpemakzulan Gibran.
Seharusnya mereka menjadi contoh Panutan Negarawan, berjiwa Patriot sejati tetap komitmen berpegang pada Sapta Margais sebagai Doktrin yang mereka pernah dapatkan.
( Alfian).
Penulis: Dr. Murphi.