GEDUNG TK KUNTUM HARAPAN PERTIWI. Menunggu waktu, terkuburnya sejarah Edukasi Tunas Bangsa.

-->

Pandeglang – Banten | Gedung Taman Kanak-kanak Kuntum Harapan Pertiwi,terletak di jalan Jenderal Sudirman Desa Labuan Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, kondisinya kian terlantar, rapuh,kumuh,kotor, berbau air kencing,dan dipadati semak belukar.

Gedung Cikal bakal transformasi di segi keilmuan Tunas Bangsa Pra Sekolah Dasar itu,memang sudah lama ditinggalkan oleh kepala Sekolah dan Guru berikut Putra-Putri Asuhannya.Kepergian yang sama sekali tidak dikehendaki, Kepergian yang sama sekali tidak pernah diimpikan sebelumnya,akan tetapi sulit untuk menentukan sebuah pilihan,sukar untuk melakukan protes,Mereka suka atau tidak suka tetap harus Pamit.

Kemana Mereka pergi, Mereka sekarang menempati bekas Gedung Kantor Desa Labuan,dengan bekal selembar surat Hak Guna Pakai yang di Tanda Tangani Eka jungjunan Arisandi.Kepala Desa Labuan kala itu.tanpa halaman untuk bermain, tanpa sarana untuk berkreativitas,hanya cukup dengan alat peraga seadanya.

Sebelumnya Kenapa Mereka Pamit ? Desas desus yang berkembang bahwa Gedung TK Kuntum Harapan Pertiwi di bawah binaan Dharma Wanita Kecamatan Labuan sejak era Orde lama ke Orde Baru,Konon katanya akan dibangun di atas lahan itu sebuah Rumah Sakit.Hal itu di amini oleh Hj Tatu Yati Kormin Kecamatan Labuan.” Ya benar Pak,sampai sekarang belum dibangun Rumah Sakit tersebut.” Tulisnya lewat Whats-App.

Sementara Hapid Bidang sarana dan Prasarana Pendidikan Kabupaten Pandeglang mengatakan.”Mohon Maaf Pak, Saya tidak bisa berkomentar untuk TK.silahkan ke Kasie Paud saja atau ke Pimpinan Dinas.” Ujar Hapid.

Mencermati Komentar dari petinggi yang fokus di dunia Pendidikan,jika ditarik sebuah kesimpulan, begitu terkesan gamang,dengan segala ketidak berdayaan nya, Kenyataan itu patut di pahami dan di mengerti,Karena Mereka bukanlah penentu kebijakan.Mereka setia pada fakta integritas.

“Pertanyaan nya,sudah kah para wakil rakyat di DPR Kabupaten Pandeglang yang membidangi Pendidikan dan Kebudayaan memparipurnakan persoalan itu, sudahkah pemilik kebijakan mempertimbangkan trade record Bangunan yang sarat dengan sejarah itu, Bangunan yang banyak melahirkan Ribuan Anak Bangsa, hanya untuk sebuah maksud yang saat ini masih diliputi sejuta pertanyaan,tentang Desas-desus tersebut.

“Jika bercermin pada ungkapan sang Novelis Titi Said.ILMU ITU ADALAH JENDELA DUNIA,akan tetapi kenyataannya ibarat panggang jauh dari Api,Jendela itu sudah tertutup, suasana pun mulai gelap,dan pelan-pelan sejarah edukasi,dibangunnya Taman Kanak-kanak pertama kali di Kecamatan Labuan Terkubur tanpa jejak.” Demikian diutarakan Aaz Ramadhan pemerhati sosial kemanusiaan dan pendidikan Provinsi Banten.***(Red)