PANDEGLANG – Banten | Suararakyat21.com – Di masa pandemi covid 19, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, disinyalir ada kejanggalan. Nasib calon siswa-siswi dari berbagai Sekolah Dasar (SD) yang akan melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat lebih tinggi di beberapa SMP, ternyata seperti dikendalikan oknum tertentu.
Seperti yang di ungkapkan pada Suararakyat21.com pada 13 Juli 2021, adalah ASB yang merupakan salah satu orang tua calon siswa yang akan mendaftar di SMP Negeri yang berjarak kurang lebih hampir 2 kilometer dari tempat tinggalnya.
“Saya pengen anak masuk ke sekolah yang deket, biar ga repot nganterinnya, tapi ga di terima” ujarnya lemas.
Ahirnya ASB yang berdomisili sesuai identitasnya yaitu di Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang, meminta bantuan salah seorang kerabatnya, yang nota bene pernah bekerja di sekolah tersebut. Dan alhasil anaknya akan diterima di sekolah itu apabila menyertakan keterangan dari sekolah asal dengan istilah Dapodik. “Katanya sih suruh minta dapodik k sekolah lama”, ungkapnya tanpa mengetahui apa itu dapodik.
Di waktu terpisah di temui oleh Suararakyat21.com di ruang kerjanya, Warso selaku Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang. Mengatakan bahwa pihak sekolah dalam kegiatan PPDB gunakan sistem zonasi atau wilayah, prestasi calon siswa dan afirmasi.
Kemudian lebih lanjut dikatakan Warso, bahwa pihak sekolah SMP di Kabupaten Pandeglang untuk melakukan PPDB sesuai ketentuan yang berlaku. Yang tentunya sesuai peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) . Dengan poin utama yaitu zonasi atau wilayah antara sekolah dan tempat tinggal calon siswa siswi peserta didik.” Pendaftaran yang salah satunya di lakukan adalah menggunakan sistem online guna hindari kerumunan, terutama pada masa pandemi ini”. Sahutnya.
Namun tidak sedikit orangtua siswa siswi yang kurang paham teknologi (gaptek), maka untuk memperbaiki kesalahan upload data secara online, di persilahkan datang ke sekolah tujuan atau dimana calon siswa siswi di daftarkan di sekolah yang ada. “Karena mungkin ada saja orang tua yang gaptek, maka untuk perbaikan data silahkan datang saja ke sekolah” tambah Warso.
Rep : (Asep. S/Man)